Perbedaan Unicorn Dan Decacorn yang Sebaiknya Anda Tahu

Perbedaan Unicorn Dan Decacorn Yang Sebaiknya Anda Tahu

recode.ID – Pernah mendengar istilah unicorn dan decacorn? Rasanya dua istilah ini cukup sering muncul dalam kosa kata dunia bisnis startup. Namun apakah Anda tahu perbedaan unicorn dan decacorn yang paling mendasar? Jika Anda belum tahu, yuk simak penjelasannya di sini ya.

Di dalam istilah dunia bisnis startup, memang ada banyak sekali istilah-istilah yang berfungsi untuk mengelompokkan atau mengkastakan masing-masing perusahaan startup di dalamnya.

Ada banyak istilah yang berkembang, namun kali ini kita akan fokus pada dua istilah yang cukup sering beredar, yaitu unicorn dan decacorn.

Apa Itu Perusahaan Unicorn?

Perbedaan Unicorn Dan Decacorn Yang Sebaiknya Anda Tahu

Sebelum kita membahas perbedaan unicorn dan decacorn, maka akan lebih baik ketika Anda memahami kedua istilah tersebut dengan pemahaman yang mendasar. Pertama, kita bahas lenih dahulu apa arti unicorn terlebih dahulu.

Kata unicorn berasal dari mitologi Yunani, yaitu seekor kuda yang mempunyai tanduk di kepalanya. Bukan tanduk biasa, akan tetapi tanduk yang bisa menetralkan racun apapun. Sehingga kuda mitologi ini sering diagung-agungkan oleh sebagian besar orang.

Baca Juga :  Golek, StartUp Lokal Pesaing Go-Jek Asal Kota Tahu Kediri

Lalu muncullah seorang kapitalis ventura bernama Aileen Lee yang pada tahun 2013 menggunakan nama hewan mitos ini sebagai status bisnis startup swasta yang memiliki valuasi 1 miliar US Dolar atau setara dengan Rp14 triliun.

Kenapa memakai istilah Unicorn? Sebab keduanya termasuk langka, hewan langka ditambah dengan angka langka yang cukup besar.

Tidak mudah untuk sebuah bisnis startup bisa mencapai nilai valuasi sebesar itu dalam waktu yang cukup singkat.

Beberapa perusahaan di Indonesia yang mencapai level unicron adalah Bukalapak, Tokopedia, Traveloka, OVO, dan JD.id.

Apa Itu Perusahaan Decacorn?

Decacorn adalah julukan untuk sebuah perusahaan startup yang nilai angka valuasi per tahunnya bisa mencapai 10 miliar US Dolar. Angka ini setara dengan sepuluh kali lipat nilai valuasi dari perusahaan unicorn.

Pencapaian sebesar ini bukan dihitung dari pendapatan bersih saja. Namun penghitungan nilai valuasi ini mencangkup penghitungan price dan average revenue per user atau ARPU.

Baca Juga :  Kreatif, StartUp Asal USA Ini Bikin Mesin Cuci Khusus Smartphone

Perusahaan yang mencapai level unicorn saja sudah bisa membuat mereka mendapatkan suntikan dana yang luar biasa dari para investor dan lembaga besar, apalagi jika sampai menyentuh level decacorn.

Citra dari perusahaan yang berhasil mencapai level decacorn otomatis akan menjadi sangat istimewa di mata masyarakat luas.

Di Indonesia, perusahaan yang berhasil mencapai level decacorn adalah Gojek. Baru satu perusahaan saja, walau sudah ada beberapa prediksi perusahaan lain yang akan segera menyusul, yaitu Tokopedia dan Traveloka.

Perbedaan Antara Unicorn dan Decacorn

Sekarang sampailah kita pada pembahasan terkait perbedaan unicorn dan decacorn dalam dunia bisnis startup. Apa sih yang menjadi perbedaan mendasar antara kedua level ini? Mari kita simak.

  1. Perbedaan yang cukup mendasar dari dua istilah ini adalah dari segi namanya, yaitu “Uni” yang artinya satu, dan “Deca” yang artinya sepuluh. Level unicorn memiliki nilai valuasi sebesar 1 miliar US Dolar, sedangkan level decacorn memiliki nilai valuasi sebesar 10 miliar US Dolar.
  2. Ada tiga tingkatan populer yang berkembang di dunia bisnis startup dunia. Level unicorn ada pada level yang paling rendah dan level decacorn ada di level menengah. Untuk level yang paling atas adalah hectocorn dengan nilai valuasi di atas 100 miliar US Dolar.
Baca Juga :  OJK Rilis Daftar 63 Startup Fintech Yang Telah Berizin

Jadi, perbedaan unicorn dan decacorn ada pada nilai pembanding valuasi yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan.

Dengan adanya nilai pembanding ini, bisa menjadi motivasi perusahaan yang yang masih berada di level unicorn atau dibawahnya untuk segera menyusul perusahaan lain dengan nilai yang sudah lebih dulu mencapai prestasi tersebut.

Penulis: Firdhia Azzahra
Editor: Andra

Pos terkait