Perbedaan Koin dan Token Kripto, Serupa Tapi Tak Sama

Perbedaan Koin dan Token Kripto, Serupa Tapi Tak Sama

recode.ID – Dalam dunia kripto (crytocurrency), terdapat berbagai aset digital diantaranya yang cukup populer adalah koin dan token. Kedua aset tersebut sering disamakan, padahal keduanya berbeda secara asal maupun fungsinya. Lalu, apa perbedaan koin dan token kripto? Daripada penasaran, simak penjelasan redaksi berikut ini.

Seperti penjelasan yang redaksi kutip dari laman Economic Times, dijelaskan bahawa pada tingkat dasar, baik koin kripto dan token adalah sesuatu yang bisa dibilang sama.

Kendati demikian, tetap saja keduanya memiliki hal yang berbeda. Sederhanya, semua koin adalah token, tetapi tidak semua token dianggap koin.

Nah, agar semakin mempermudah Anda dalam memahami apa saja perbedaanya, kali ini redaksi recode.ID akan mengulas mengenai apa saja perbedaan antara keduanya yang harus Anda ketahui jika ingin serius mempelajari dunia crytocurrency.

Apa Itu Koin Kripto

Kabar Gembira, Harga Bitcoin dipredikisi Tembus Rp 280 Juta Tahun 2020

Koin kripto merupakan aset digital dalam cryptocurrency yang dibuat dalam jaringan blockchain milik pribadi. Blockchain sendiri merupakan suatu sistem yang dapat  mendukung transaksi mata uang kripto tanpa pihak ketiga.

Baca Juga :  Harga Memperbaiki Layar Hp Lepas Untuk Semua Merk

Penerbitan koin kripto dilakukan langsung oleh para pengembang pada protokol blockchain sehingga sering disebut dengan aset kripto native atau aset asli dalam jaringan blockchain tersebut.

Salah satu contohnya adalah Bitcoin BTC. Bitcoin dapat beroperasi  dalam jaringan blockchain-nya yaitu Bitcoin.

Karakteristik dari koin kripto salah satunya terdesentralisasi. Artinya, jumlah peredaran koin kripto tidak bergantung pada lembaga tertentu. Koin kripto juga sudah menggunakan jaringan keamanan kriptografi dan dibuat dengan teknologi lerger digital.

Koin kripto dapat digunakan untuk mentrasfer uang atau investasi seperti mata uang lain. Koin kripto dalam melakukan transfer hanya pada dalam satu jaringan blockchain saja.

Sebaliknya, koin kripto tidak bisa digunakan untuk mentransfer ke jaringan blockchain yang lain (antar blockchain).

Apa Itu Token Kripto

Sementara itu, token kripto merupakan aset digital yang ada dalam cryptocurrency yang dibuat di atas jaringan blockchain orang lain. Token kripto dibuat pada suatu proyek yang digunakan sebagai perantara dalam transaksi pembayaran.

Baca Juga :  Nokia Bakal Hadirkan Smartphone 5G dengan Kamera 108MP

Biasanya, token kripto menggunakan konsep smart contract ketika berjalan di atas jaringan blockchain. Token kripto bersifat permissionless, artinya dapat digunakan secara bebas tanpa melalui izin dari berbagai pihak.

Peredaran token kripto tidak dapat dikendalian oleh otoritas manapun. Namun, token kripto bersifat transparency sehingga penggunaannya dapat diawasi oleh siapapun.

Contoh token kripto antara lain Theter (USD), Binance USD (BUSD), Shiba Inu (SHIB), Crypto.com Coin (CRO), dan sebagainya.

Fungsi dari token kripto yaitu menjadi alat tukar dalam menjalankan layanan proyek yang sudah menyediakan token.

Token kripto dapat digunakan sebagai token sekuritas, utilitas, stablecoins, NFT, hingga token pembayaran. Selain itu, token juga berfungsi sebagai “surat suara” pada voting tertentu.

Perbedaan Koin dan Token Kripto

Berdasarkan penjelasan antara koin dan token kripto di atas, jelas bahwa koin dan token kripto sangat berbeda.

Yang pertama, apa yang membedakan antara koin dengan token dalam dunia crytocurrency yaitu koin mempunyai jaringan blockchain sendri sedangkan token kripto hanya penumpang ke blockchain orang lain.

Baca Juga :  Apa Itu Startup Unicorn Yang Bikin Prabowo Bingung, Ini Penjelasannya

Transaksi koin dalam blockchain dapat dilakukan tanpa biaya tambahan. Berbeda dengan token, transaksi token kripto harus megeluarkan sejumlah biaya tertertu. Bukan hanya transaksi saja, pembuatan token di atas jaringan blockchain yang sudah ada juga membutuhkan sejumlah biaya.

Perbedaan selanjutnya yaitu pembuatan koin kripto membutuhkan biaya yang cukup besar karena harus membangun blockchain sendiri, sementara untuk pembuatan token jauh lebih murah. Hal ini terjadi karena hanya menumpang pada jaringan blockchain yang sudah tersedia.

Fungsi koin sama seperti yang yaitu sebagai alat pembayaran atau investasi. Sementara itu, token bukanlah mata uang meskipun sudah memiliki nilai pasar sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Token kripto lebih cocok digunakan untuk kepentingan yang beragam.

Ketika menggunakan mata uang kripto untuk melakukan transaksi, sebaiknya pahami dahulu perbedaan koin dan token kripto agar tidak salah persepsi. Meskipun belum menjadi alat tukar yang sah di Indonesia, mata uang kripto dapat dicairkan dalam bentuk rupiah.

Penulis: Firdhia Azzahra
Editor: Andra

Pos terkait