recode.ID – Perang yang terjadi antara Rusia dengan negara tetangganya Ukraina tidak hanya terjadi dalam bentuk perang fisik. Kabar terbaru menyebut, jika peperangan tersebut juga merambah ke dunia maya, dimana kedua negara tersebut saling serang dengan teknik DDOS dan mengirim malware.
Seperti yang redaksi kutip dari laman AP News, perang cyber antara kedua negara tersebut semakin meningkatkan ketegangan ditengah situasi perang fisik yang masih berlangsung.
Bukan hanya sekedar saling serang dengan DDOS untuk menjatuhkan dan mematikan website target, dari sejumlah pengamatan yang dikalukan peneliti keamanan internet disebutkan bahwa perang cyber ini juga mengguakan malware berbahaya untuk menginfeksi perangkat target.
Dipihak Rusia, menurut laporan di ketahui pasukan cyber arahan Presiden Putin menggunakan malware penghapus data buatan hacker yang didukung Rusia dilaporkan telah menginfeksi ratusan komputer milik pemerintah Ukraina, bahkan, termasuk di kedua negara tetangga lainnya Latvia dan Lithuania.
Doug Madory, direktur analisis internet untuk perusahaan manajemen jaringan AS, Kentik Inc mengatakan ” “Serangan distributed-denial-of-service (DDoS) yang dimulai minggu lalu membuat situs website milik pemerintah Ukraina offline pada Rabu lalu, lalu berlanjut pada pemadaman internet sporadis di seluruh negeri,” jelas Doug Madory seperti yang redaksi kutip dari laman AP News.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya mengatakan jika serangan DDoS di tengarai dilakukan oleh badan intelijen militer GRU Rusia.
Akibat serangan DDOS ini, imbansya adalah membuat situs website tidak dapat diakses dan bahkan bisa mati total karena dibanjiri dengan data sampah yang membuat memori penyimpanan membludak.
Ukraina Minta Pasukan Hacker Bersatu
Sementara itu, Pemerintah Ukraina meminta bantuan dari para hacker di negaranya, agar bersama-sama melindungi infrastruktur penting di sana yang diserang hacker Rusia. Selain itu juga untuk melakukan misi mata-mata melalui dunia maya.
“Komunitas cyber Ukraina, inilah saatnya untuk terlibat dalam pertahanan cyber negara kita,” tulis sebuah postingan dari di forum hacker setempat.
Mereka yang bersedia diminta mendaftar lewat aplikasi Google docs dan menuliskan apa keahlian mereka. Postingan itu ditulis oleh Yegor Aushev, pakar sekuriti Ukraina, atas permintaan Kementerian Pertahanan.
Lebih lanjut di laporkan jika, situs militer milik pemeriah Rusia (mil.ru) dan Kremlin (kremlin.ru), yang dihosting oleh Jaringan Internet Negara Rusia, tidak dapat diakses atau lemot.
Selain itu, disebutkan juga jika seluruh blok domain internet yang menghosting situs kremlin.ru juga diserang oleh pasukan cyber dari Ukraina.
Sebenarnya serangan cyber yang dilakukan oleh pihak Rusia sendiri bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya pihak Rusia dilaporkan melancarkan serangan cyber masif bersamaan dengan serangan militer ke Ukraina.
Hacker Rusia sudah rutin menyerang Ukraina. Pada tahun 2015 lalu, serangan cyber yang diduga berasal dari Rusia mengganggu pembangkit listrik dan membuat 225 ribu warga kehilangan arus listrik.
Sekedar informasi, DDoS sendiri merupakan singktan dari Distributed Denial of Service atau yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Penolakan Layanan secara Terdistribusi.
Serangan DDoS ini, adalah salah satu jenis serangan dalam dunia internet yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server, sistem, atau jaringan.
Umumnya serangan seperti ini dilakukan dengan memanfaatkan beberapa komputer host milik penyerang dalam mumlah yang cukup banyak sampai dengan target DDos teresebut lumpuh dan tidak bisa diakses.