recode.ID – Kabar mengejutkan datang dari perusahaan atau developer pembuat game Cyberpunk 2077. Dalam keterangan resminya, perusahaan mengumumkan jika mereka mendapat sejumlah serangan dari peretas dan menyandera data perusahaan dengan ransomware.
Hal ini diketahui setelah akun Twitter resmi developer @cdprojektred memposting informasi bahwa mereka telah menjadi korban dari serangan ransomware.
“Kami tidak akan menyerah pada tuntutan atau bernegosiasi dengan pelaku, walau sadar pada akhirnya mengarah pada dirilisnya data yang telah dicuri tersebut,” demikian tulis perusahaan, sebagaimana yang redaksi dikutip dari laman Ars Technica pada Rabu (10/2/2021).
Important Update pic.twitter.com/PCEuhAJosR
— CD PROJEKT RED (@CDPROJEKTRED) February 9, 2021
Dalam insiden peretasan tersebut, hacker mengklaim jika mereka telah berhasil membobol sistem perusahaan dan mencuri source code dari Cyberpunk 2077, Gwent, dan juga The Witcher 3 (termasuk data untuk prototipe game yang belum dirilis di publik).
Tak hanya mencuri source code dari game besutan pengembang, hacker juga mencuri beberapa dokumen penting yang berhubungan dengan keuangan perusahaan, administrasi, legal, HR, informasi investor, dan masih banyak data penting lain yang gondol hacker.
Peretas yang masih belum di ketahui apakah merupakan kelompok atau individu ini mengancam akan menjual soyce code tersebut, jika permintaan tebusan mereka tidak dibayarkan oleh perusahaan.
Kendati demikian, sebagaimana yang ditulis dalam pengumuman mereka di Twitter, pihak perusahan tak mau membayar sepeserpun tuntutan yang diajukan oleh peretas untuk membuka ransomware yang mereka gunakan.
Meski menjaid korban peretasan, namun kabar baiknya pihak perusahaan menjamin jika peretasan ini tidak berimbas kepada data pribadi para gamer yang dicuri dan dibocorkan oleh si peretas ke internet.
Hingga saat ini, CD Projekt Red sudah bisa mengatasi masalah tersebut serta sudah mengamankan semua infrastruktur IT mereka dan mulai memulihkan datanya dari file backup yang tersedia.
Kejadian seperti ini bukanlah kali pertama dialami oleh perusahaan pembuat game. Sebelumnya, pada Pada 2 November 2020, server milik Capcom tiba-tiba tumbang disebabkan oleh adanya akses server ilegal diperusahaan mereka.
Capcom yang merupakan perusahaan pembuat game populer seperti Ace Attorney, Dead Rising, Devil May Cry, Dragon’s Dogma, Mega Man, Monster Hunter, Resident Evil dan Street Fighter mengumumkan jika peretas telah mencuri data data sebesar 1TB.
Data tesebut berisikan informasi pribadi karyawan Capcom, data pengguna, hingga informasi keuangan perusahaan.