recode.ID – Penyebaran Covid-19 yang begitu masif, ternyata di manfaatkan oleh oknum seller nakal untuk meraup keuntungan pribadi. Misalnya dengan menjual obat yang dilabeli sebagai obat virus corona
Seperti kita tahu mewabahnya virus corona di berbagai penjuru dunia diketahui hingga saat ini masih terus menjadi bahan pembicaraan dan trending di berbagai media.
Bahkan sampai detik ini, Covid-19 atau Virus Corona yang pertama kali muncul di Wuhan Tiongkok ini belum di temukan obat penawarnya.
Beberapa negara besar seperti AS dan Tiongkok sendiri baru saja memulai percobaan untuk menguji keamanan dan efektivitas obat antivirus remdesivir pada pasien terinfeksi virus corona.
Namun, tidak dengan di Indonesia. Di tengah kekacauan dan ketakutan akibat penularan virus corona, ternyata ada beberapa penjual di toko online dalam negeri yang memanfaatkan momen ini dengan menjual beberapa obat yang di labeli sebagai obat virus corona.
Salah satunya seperti yang dijual pada salah satu marketplace Tokopedia. Di ecommerce besutan William Tanuwijaya tersebut, ketika ditelusuri langsung ada banyak pelapak yang mengiklankan beberapa obat yang dilabeli sebagai obat untuk virus corona.
Misalnya obat herbal cegah penularan corona yang dijual Rp 975.000. Kemudian dijual juga ‘Propoelix Anti Corona’ yang dijual Rp 599.000.
Ada juga yang jelas-jelas pelapak menjual langsung ‘Obat Virus Corona dan Anti Malaria’ yang hanya berharga Rp 95.000.
Setelah diteliti ternyata obat tersebut merupakan Primaquine, dimana obat Primaquine ini adalah obat yang digunakan untuk menangani atau mencegah penyakit malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Terkait dengan kasus obat virus corona yang viral tersebut, External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya memberikan klarifikasinya.
“Tokopedia secara aktif terus berupaya untuk memastikan tidak ada produk dengan judul dan/atau deskripsi yang berpotensi menciptakan kesalahpahaman masyarakat, terutama untuk produk kesehatan,” kata Ekhel seperti dikutip dari laman CNBC Indonesia, Senin (2/3/2020).
Lebih lanjut, Ekhkel menjelaskan jika penjual diberikan kebebasan untuk mengunggah sendiri produk yang mereka jual, dengan menggunakan sistem UGC atau User Generated Content.
“Di sisi lain, yang juga perlu diingat, sebagai upaya untuk menciptakan peluang bagi para penjual di Indonesia, marketplace kami bersifat user generated content (UGC), dimana setiap pihak dapat melakukan pengunggahan produk di Tokopedia secara mandiri. UGC sangat bermanfaat dan memberikan kemudahan bagi para seller, namun harus kami sertai dengan aksi-aksi proaktif untuk menjaga norma dan hukum yang berlaku,” papar Ekhel.
“Kami juga turut menghimbau masyarakat agar dapat melaporkan produk-produk dengan judul dan/atau deskripsi kurang tepat, langsung dari fitur Laporkan yang ada di setiap halaman produk.” kata Ekhel.
Sebenarnya, kasus sperti ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Penjual nakal yang memanfaatkan kasus yang sedang trending ini juga terjadi di situs e-commerce Amazon.
Raksasa E-Commerce di Amerika Serikat itu mengatakan ada penjualan lebih dari 1 juta produk yang diklaim dapat mencegah bahkan menyembuhkan penggunanya dari infeksi dari virus corona.
Namun, saat ini Amazon sendiri telah menghapus produk palsu yang menggunakan caption sebagai ‘obat virus corona’.
Amazon menyatakan berkomitmen mengawasi setiap transaksi dan berupaya mencegah segala bentuk penipuan di E-Commerce terbesar dunia itu. dengan harga berlipat ganda sejak menyebarnya virus ini seperti masker dan antiseptik.
Oleh karena itu, jika anda mendapati ada seller yang menjual obat seperti ini, bisa dipastikan itu adalah hoaks. Mereka cuma numpang tenar dari kasus virus corona yang sedang mewabah agar barang dagangan mereka bisa laku terjual.
Sebagai seorang pembeli kita dituntut harus cerdas untuk memilih informasi dan tidak asal termakan dengan kabar yang belum jelas.
(azzahra)