recode.ID – Munculnya wabah virus yang mematikan bernama virus corona yang diketahui muncul pertama kali di Wuhan, China beberapa waktu lalu, membuat sejumlah peneliti dari Amerika Serikat membuat sebuah peta digital real-time untuk memantau penyebaran virus corona tersebut.
Melansir dari laman PBS, pada Minggu (26/1/2020), peta digital untuk memantau penyebaran virus corona ini pertama kali dirilis oleh para peneliti dari Center For Systems Science and Engineering at Johns Hopkins University.
Peta digital ini menunjukkan, jika angka persebaran dari virus yang telah menewaskan 56 orang ini telah meningkat dengan pesat di sejumlah wilayah di China.
Profesor Civil and System Engineering, Lauren Gardner dalam keterangannya terkait aplikasi peta digital untuk memantau penyebaran virus corona ini mengetakan “Sangat penting bagi publik untuk memahami situasi perkembangan virus corona saat ini menggunakan data transparan,” jelas Lauren seperti dukutip dari laman PBS.
Dari data yang dirilis oleh peta digital tersebut, menunjukan informasi bahwa kini infeksi virus corona telah membuat setidaknya 555 harus dilakukan perawatan karena terifeksi oleh virus ini.
Untuk anda yang ingin memantau penyebaran virus corona secara real time bisa yang mengunjungi peta digital yang sudah disiapkan yang bisa anda akses melalui website berikut ini.
Lebih lanjut para peneliti menyebutkan, jika peta digital ini merupakan kumpulan kasus yang dilaporkan dan didapatkan dari sumber lokal yang ada di Negara China.
Peta ini bukan merupakan prediksi atau perkiraan, namun merupakan kasus real dari penyebaran virus yang terjadi saat ini. Dalam membuat peta untuk memantau penyebaran virus corona ini, para tim peneliti telah mengumpulkan dan menyusun laporan yang bersumber dari informasi berita media China.
Laporan-laporan yang bersumber dari China yang ada dalam peta digital tersebut, sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan lokasinya dipetakan berdasarkan data yang masuk secara realtime, yang berarti saat ada laporan baru, peta tersebut akan diperbarui formasinya.
Selain itu, gar data yang ditampilkan aktual, para tim peneliti bergantung pada data milik organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Center Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, CDC China, NHC, dan Dingxiangyuan.
Dingxiangyuan sendiri merupakan sebuah situs web yang mengumpulkan NHC dan laporan CCDC lokal dalam waktu realtime untuk memberikan perkiraan kasus secara terperinci.
Seperti diketahui, kasus munculnya wabah virus corona ini berawal dari Wuhan, China, di mana virus tersebut diketahui bermula dari pasar hewan liar.
Di Wuhan sendiri, banyak orang yang mengonsumsi hewan liar, termasuk salah satunya sop kalelawar yang diduga menjadi penyebab munculnya irus yang mematikan ini.
Sementara untuk di luar Negara Chine, kasus seperti ini ditemui di bebrapa wilayah di Amerika Serikat, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, dan juga Jepang.
Dari data peta digital tersebut juga diektahui bahwa selain China, sejumlah Negara yang telah jatuh korban dari infeksi virus corona ini seperti:
- Mainland China: 2,062
- Hong Kong: 8
- Thailand: 8
- Macau: 5
- US: 5
- Australia: 4
- Japan: 4
- Malaysia : 4
- Singapore : 4
- Taiwan: 4
- France: 3
- South Korea: 3
- Vietnam: 2
- Canada: 1
- Nepal: 1
Data dari peta digital tersebut akan terus di perbaharui setiap saat. Sementara untuk Indonesia sendiri, hingga saat ini masih belum masuk dalam radar peta digital untuk memantau penyebaran virus corona ini, meski beberapa waktu lalu ada kasus di jambi yang di duga ada seseorang yang terinfeksi virus ini.
(azzahra)