Diretas, Layar Bandar Udara Di Iran Tampilkan Pesan Anti Pemerintah

diretas-layar-bandar-udara-di-iran-tampilkan-pesan-anti-pemerintah

recode.ID – Sebuah insiden peretasan yang terjadi pada kamis (24/05/2018) membuat seluruh penumpang dan petugas bandara kota Mashhad, yang terletak di timur laut Iran panik.

Pasalnya, beberapa layar atau monitor pemberitahuan tentang informasi kedatangan dan berangkatan penumpang tiba tiba berganti tampilan berisi pesan-pesan anti pemerintah serta pernyataan menentang kegiatan dan kehadiran pemerintah Iran dan militer di Timur Tengah.

Menurut siaran radio lokal setempat, Radio Farda melaporkan jika pesan-pesan tersebut di tulis menggunakan tulisan dalam bahasa Persia yang ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berarti menuduh pemerintah Iran telah menyia-nyiakan hidup dan sumber daya Iran di Lebanon, Suriah, dan Gaza.

“Wasting Iranians lives and financial resources in Gaza, Lebanon, and Syria by the Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) (Menyia-nyiakan hidup orang-orang Iran dan sumber keuangan di Gaza, Lebanon, dan Suriah oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC),” demikian kira-kira isi pesan yang tampil dalam layar monitor bandara tersebut.

Baca Juga :  Di Retas Untuk Kedua Kalinya, Polisi Buru Pelaku Peretasan Situs Dewan Pers

Melansir dari laman Hackread, selain meretas sejumlah layar monitor di Bandara Udara di Kota Mashhad, peretas yang belum berhasil di ketahui asalnya ini juga meretas email resmi milik kepala penerbangan sipil bandara Mashad, Mohsen Eidizadeh

Peretas menggunakan email Kepala Bandara tersebut untuk menyebarkan informasi tentang insiden peretasan yang mereka lakukan

Selain itu, kelompok peretas tersebut menghimbau warga Iran untuk mengambil snapshot mengenai insiden peretasan tersebut dan membagikannya ke media sosial dengan menggunakan menggunakan hashtag “Protests_alloverthecountry.”

Sekedar informasi, Mashhad sendiri adalah kota yang sama di mana antara Desember 2017 dan Januari 2018 warga Iran melakukan protes terhadap kenaikan harga di negera tersebut.

Buntut dari aksi protes tersebut kemudian menghasilkan keputusan larangan terhadap salah satu platform pesan instan Telegram untuk beroperasi di negera tersebut karena di gunakan sebagai sarana untuk menyebarkan propoganda dan pengumpulan massa.

Baca Juga :  Ada Upaya Peretasan, ShopBack Minta Pengguna Segera Ganti Password

Akhir-akhir ini, telah terjadi peningkatan serangan cyber terhadap negara pimpinan presiden Hassan Rouhani tersebut.

[artikel number=3 tag=”hacker” ]

Pada bulan April lalu, hacker pro-Amerika membajak perangkat Cisco di Iran dan Rusia dengan mengeksploitasi kerentanan dalam fitur Smart Install. Para peretas kemudian meninggalkan gambar bendera AS dan pesan yang menuntut kedua negara untuk “tidak mengacaukan pemilihan kami.”

(aufa/223)

Pos terkait