recode.ID – Kasus peretasan yang marak akhir-akhir ini rupanya juga tak hanya dialami oleh perusahaan swasta saja. Diduga, sistem milik KPU telah di bobol yang berimbas pada bocornya jutaan data pemilih KPU milik masyarakat Indonesia.
Hal ini pertama kali di ungkap oleh akun Twitter Under The Breach (@underthebreach).
Akun ini Twitter ini cukup aktif memonitor aktivitas hacker, terutama yang berhubungan dengan kebocoran informasi data pribadi.
Ia juga sempat menginformasikan soal penjualan 91 juta data pengguna Tokopedia di dark web beberapa waktu lalu.
Dalam cuitanyya, Under The Breach membagikan informasi berupa screenshoot atau tangkapan layar dimana terdapat sebuah gambar yang menunjukan sampel data milik KPU, dan 1 tangkapan layar folder yeng merupakan nama-nama kecamatan di Jawa Tengah.
Actor leaks information on 2,300,000 Indonesian citizens.
data includes names, addresses, ID numbers, birth dates, and more.
Appears to date back to 2013.
Actor claims he will leak 200,000,000 additional citizens information soon. pic.twitter.com/xVWhOGOhtX
— Under the Breach (@underthebreach) May 21, 2020
“Saya memutuskan untuk berbagi dengan kalian tentang 2,3 juta data kependudukan Indonesia dan pemilihan umum. Saya pikir data tentang Indonesia di forum ini masih jarang,” tulis si peretas dalam captionnya terkait data yang ia unggah di forum darkweb tersebut.
Menurut peretas, ini merupakan data sensitif milik penduduk Indonesia yang diberisi informasi mengenai nama pemilih, tempat dan tanggal lahir, alamat tempat tingga, nomor identitas meliputi NIK dan NKK, serta beberapa informasi tambahan lainnya.
“Data ini sangat berguna bagi mereka yang memerlukan identitas untuk mendaftarkan banyak nomor ponsel baru di Indonesia,” jelas si peretas lebih lanjut mengenai data yang dia share.
Semua data-data yang ia unggah tersebut tersimpan di dalam format .pdf, dimana menurut penuturan si peretas data tersebut ia dapatkan dari situs web resmi milik Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia,.
Dari data yang diunggah dalam forum darkweb tersebut, diketahui ini merupakan data pemilih KPU untuk tahun Pemilu 2014 lalu.
Pasalnya, dalam folder format .pdf tersebut terdapat sample judul yang berisi tulisan “Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota Tahun 2014.”
Namun yang lebih mencengangkan, tak hanya 2,3 juta data penduduk Indonesia saja yang diumbar oleh peretas. Si peretas bahkan mengklaim aian akan membagikan 200 juta data pemilih milik penduduk Indonesia lainnya dalam waktu dekat.
Sementara itu, terkait isu peretasan yang menimpa sistem milik KPU, pihak pemerintah dalam hal ini Kemkominfo maupun pihak KPU sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden peretasan ini.
Sejumlah warganet yang melihat informasi yang dibagikan oleh akun @underthebreach ini telah mencuit pula ke KPU, Kemenkominfo dan sejumlah akun resmi pemerintahan lain agar menjadi perhatian.
(andra/rcd)