Ini yang Harus Anda Lakukan Jika Jadi Korban Kebocoran Data

Ini yang Harus Anda Lakukan Jika Jadi Korban Kebocoran Data

recode.ID – Maraknya aksi pembobolan data oleh oknum peretas, menjadikan kita harus lebih wasapada dalam mencegah serta menjaga semua data-data pribadi kita agar tetap aman. Tapi jika sudah menjadi korban kebocoran data, langkah apa yang harus kita lakukan?

Seperti kita tahu, insiden kebocoran data yang baru saja menimpa BPJS Kesehatan yang berimbas pada terekspornya ratusan juta data penduduk Indonesia membuat kita menjadi was-was jangan sampai data tersebut nantinya akan disalah gunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Pasalnya, melihat begitu besarnya jumlah data yang kemungkinan bocor maka bisa jadi Anda adalah salah satu korban dari aksi pembobolan lembaga penjamin kesehatan tersebut.

Karena itu, langkah selanjutnya agar data yang sudah bocor tersebut tidak bisa digunakan oleh oknum penjahat digital perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.

Berikut ini akan redaksi ulas secara detail, bagaimana mengamankan data pribadi dan langkah apa yang harus dilakukan jika jadi korban kebocoran data seperti ini. Silahkan disimak.

Baca Juga :  Berapa Pengguna Aktif Medsos di Indonesia Saat Ini?

Langkah-Langkah yang Harus Lakukan Jika Jadi Korban Kebocoran Data

Begitu mengetahui bahwa Anda menjadi salah stau korban kebocoran data di internet, maka sebaiknya jangan panik dan tetap tenang dalam menyikapinya.

Ratusan Ribu Data Tes COVID-19 Warga Indonesia Bocor

Segera amankan data pribadi Anda dengan menerapkan langkah-langlah berikut ini:

  • Segera Ganti Password

Hal pertama yang harus Anda lakukan ketika menjadi korban kebocora data adalah dengan segera mengganti semua password pada akun digital Anda, terutama pada akun yang terdampak.

Pastikan bahwa semua akun digital, mulai dari akun sosial media, email, akun pada suatu layanan perbankan dan akun yang bersifat penting sudah terganti dengan password yang baru.

  • Gunakan Password yang Berbeda Untuk  Tiap Akun

Selanjutnya adalah memastikan bahwa Anda menggunakan kombinasi password yang susah ditebak dan usahakan untuk menggunakan password yang berbeda untuk tiap akun.

Misal, password sosial media Facebook dan Instagram sebaiknya berbeda, begitu juga dengan akun email dan juga layanan yang lainnya.

Baca Juga :  Kelebihan dan Kekurangan VPN yang Perlu Anda Ketahui

Dengan cara ini, ketika satu akun menjadi korban maka tidak akan merembet ke akun-akun yang lain.

  • Perikasa Akun yang Terkait

Langkah berikutnya adalah memeriksa secara detail apakah ada akun baru yang terkait dengan akun milik Anda.

Misalnya, ketika Anda mengecek pemulihan akun email apakah ada akun email yang terkait yang bukan milik Anda atau Anda tidak pernah merasa menggunakan email tersebut maka sebaiknya segera hapus akun itu.

Begitu juga diakun sosial media, apabila ada alamat email baru sebagai alternatif pemulihan yang Anda rasa bukan milik Anda, segera hapus.

  • Aktifkan Verifikasi 2 Langkah

Langkah pengamanan berikutnya adalah dengan mengaktifkan fitur Verifikasi 2 Langkah pada setiap layanan yang Anda gunakan.

Fitur two-step verification atau verifikasi dua langkah yang tersedia di beberapa platform baik email maupun sosial media memungkinkan Anda untuk memberikan izin akses untuk masuk ke akun dengan 2 tahapan.

Baca Juga :  Cara Mematikan Notifikasi Instagram, Biar Hemat Baterai

Ketika akun milik Anda diakses dari perangkat lain makan Anda akan mendapatkan notifikasi berupa pin yang perlu diinput ketika membuka akun yang dituju sebagai langkah lanjutan.

Cara ini cukup ampuh untuk menjaga akun tetap aman karena oknum yang memegang akun Anda akan kesulitan login karena harus memasukan PIN yang masuk ke SMS di perangkat Anda.

Dengan menerapkan empat langkah diatas ketika Anda menjadi korban kebocoran data, maka data milik Anda akan tetap aman meski sudah berada di tangan orang lain.

Kendati demikian, cara ini hanya untuk mengatisipasi oknum peretas mengambil alih akun milik Anda.

Apabila data yang bocor tersebut sangat sensitif, semisal data NIK, foto KK atau KTP, serta data kependudukan lain yang sifatnya kredensial kemungkinan munculnya bahaya lain akibat kebocoran data ini masih mungkin terjadi. Misalnya data penduduk yang bcocor digunakan untuk mendaftar pinjaman online dan sebagainya.

Pos terkait