Boikot Facebook, FPI Sarankan Anggotanya Gunakan Aplikasi Lokal

fpi boikot facebook
Sekjen DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin

recode.ID – Ormas (organisasi masyarakat) Front Pembela Islam atau yang di kenal dengan sebutan FPI mewacanakan akan memboikot beberapa platform teknologi buatan asing seperti Facebook, Google dan WhatsApp serta menyarankan seluruh anggotanya untuk beralih menggunakan aplikasi buatan lokal.

Di lansir dari laman tirto.id, Sekjen DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin mengatakan pihaknya merekomendasikan beberapa aplikasi buatan dalam negeri sebagai aplikasi pengganti beberapa aplikasi asing.

Sejumlah aplikasi lokal yang di rekomendasikan adalah aplikasi media sosial pengganti facebook yakni Redaksitimes, aplikasi pengganti Google yakni Geev, serta aplikasi instant messenger pengganti WhatsApp yaitu Callind.

“Cintai produk-produk Indonesia untuk kebangkitan bangsa,” kata Novel seperti di kutip dari tirto.id.

Aksi FPI boikot Facebook yang di serukan oleh Sekjen DPD FPI DKI Jakarta tersebut merupakan buntut dari kekecewaannya terhadap aplikasi media sosial besutan Mark Zukerberg serta Twitter yang memblokir akun resmi FPI.

Baca Juga :  Kids Corner, Fitur Baru yang Ramah Anak di Huawei MatePad

“Sejak diblokir sudah tidak buat Facebook lagi. Capek. Buat [akun kemudian] diblokir lagi,” jelas Novel memberikan alasan.

Namun menurutnya seruan ini sifatnya tidak memaksa, Ia menjelaskan bahwa ini hanya bersifat himbauan karena menurutnya Facebook tidak berpihak kepada perjuangan umat Islam dengan banyaknya akun anggota FPI dan pentolan 212 yang diblokir.

Redaksitimes atau Rtimes yang di sebut sebagai aplikasi lokal pengganti facebook ini merupakan aplikasi medsos yang bisa di bilang aplikasi setengah matang alias belum sepenuhnya jadi.

Ketika recode.ID membuka laman Rtimes yang beralamat di http://redaksitimes.com/ tampilan website tersebut rupanya adalah project opensource dari opensource-social network yang siapapun bisa membuatnya.

Sedangkan Geev, yang di sarankan oleh Novel sebagai pengganti Google merupakan mesin pencari buatan Azka Silmi pada 2016 silam yang merupakan mahasiswi Universitas Indonesia.

Baca Juga :  Kelebihan Samsung Galaxy A24 yang Harus Anda Tahu

Berbeda dengan mesin pencari Google, Geev di rancang selain untuk menjadi sarana mesin telusur juga di gunakan untuk mengumpulkan donasi dari setiap iklan yang di tampilkan.

Sementara aplikasi Callind, aplikasi instant messenger lokal ini merupakan salah satu aplikasi berkirim pesan singkat buatan gadis asal kabupaten kebumen,jawa timur bernama Novi Wahyuningsih lewat startup yang didirikannya, PT Wahyu Global Abadi.

Sekedar informasi, beberapa waktu lalu Sekjen DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin menyerukan kepada seluruh anggotanya untuk melakukan boikot terhadap facebook dengan tidak menggunakan layanan media sosial tersebut pada 25 Desember selama sehari penuh.

Seruan untuk melakukan pemboikotan tersebut selain di tujukan untuk seluruh anggota FPI juga di tujukan untuk seluruh  simpatisan dan alumni 212.

Bahkan Ia juga sempat menuturkan akan melakukan aksi demonstrasi ke kantor Facebook dan Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Baca Juga :  Google Umumkan Aplikasi dan Game Terbaik di Indonesia 2021

” Kantor Facebook juga kita akan demo. Biasa lah aksi turun ke jalan [ke Kemenkominfo], mungkin setelah tanggal 25 atau sesudah tahun baru,” ujar Novel saat itu

(andra/rcd)

Pos terkait