recode.ID – Pihak Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akhirnya buka suara terkait temuan benda asing di perairan selayar. Benda yang diduga drone milik China tersebut ternyata adalah sebuah Seaglider.
Seperti kita ketahui, beberapa waktu lalu publik tanah air dibuat heboh dengan dengan ditemukannya sebuah benda mirip dengan drone yang diduga milik China yang ditemukan oleh para nelayan di sekitar perairan selayar, propinsi Sulawesi Selatan.
Setelah di amankan oleh pihak keamanan dari TNI AL, ternyata benda tersebut adalah sebuah drone air, atau yang dalam bahasa teknologi dikenal dengan nama Seaglider.
Lalu, apa sebenarnya fungsi dari benda ini? kenapa benda yang diduga milik militer China itu bisa berada di wilayah perairan Indonesia?
Berikut penjelasannya yang redaksi rangkum dari berbagai sumber.
Fakta Tentang Seaglider
Mengutip informasi yang dimuat dalam laman Wikipedia, disebutkan bahwa Seaglider adalah sebuah deep-diving Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang dirancang untuk keperluan misi yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama hingga berbulan-bulan serta mampu menjelajah dengan jarak ribuan kilometer.
Sementara untuk keperluan dibidang militer, benda bernama seaglider lebih sering disebut sebagai Unmanned Underwater Vehicle (UUV) alias pesawat tanpa awak yang diluncurkan di kedalaman air.
Robot ini pertama kali dieksplorasi pada awal 1960-an dengan prototipe kendaraan pengantar perenang bernama Concept Whisper.
Kemudian penelitian berlanjut hingga pada tahun 1992, Universitas Tokyo melakukan pengujian pada ALBAC, yakni glider drop weight tanpa kendali atau kontrol dengan daya apung dan hanya memiliki satu siklus meluncur.
Kemudian, pada tahun 2013 lalu sebuah perusahaan bernama Kongsberg Underwater Technology, Inc. mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan negosiasi dengan Pusat Komersialisasi di University of Washington untuk mendapatkan hak eksklusif dalam memproduksi, memasarkan, dan melanjutkan pengembangan teknologi Seaglider tersebut.
Fungsi Seaglider
Secara umum, Seaglider ini untuk keperluan survei dan data oseanografi. Namun, untuk Seaglider yang ditemukan diperairan selayar ini, masih belum diketahui secara pasti apakah untuk keperluan tersebut atau digunakan untuk keperluan militer.
Benda ini didesain bisa beroperasi pada kedalaman hingga 1.000 meter.
Seaglider bekerja untuk mengumpulkan properti fisik lautan dengan mengukur suhu, salinitas, dan kuantitas lainnya, kemudian mengirimkan kembali data dengan menggunakan telemetri satelit global.
Drone air ini, selain fungsi utamanya untuk keperluan survei data menganai laut, namun bisa juga digunakan untuk industri maupun pertahanan, dan berbagai misi lain untuk ahli kelautan, termasuk Angkatan Laut, lembaga pemerintah, dan organisasi penelitian.
Benda ini beroperasi atau berenang di kedalaman laut dengan memanfaatkan perubahan daya apung untuk daya dorong yang digabungkan dengan bentuk hidrodinamik gaya hambat rendah yang stabil.
Kendati demikian, sejauh ini belum ada informasi yang pasti seaglider yang ditemukan nelayan diperairan selayar tersebut digunakan untuk keperluan yang seperti apa.
“Tapi kalau dipakai pertahanan, mungkin bisa digunakan data kedalaman ataupun layer lautan tadi, supaya kapal selam tidak dideteksi,” demikian analisa Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Yudo Margono.