recode.ID – Masih ingat dengan serangan ransomware yang sempat membuat heboh seluruh pengguna komputer di seluruh dunia pada pertengahan 2017 silam ?. Meski serangan tersebut sudah berhasil di atasi, namun kejadian tersebut masih menyisakan masalah baru bagi korbannya.
Pada tanggal 27 Juni 2017 lalu, sebuah serangan ransomware berbahaya yang disebut Petya telah membuat panik seluruh pelaku bisnis di kawasan eropa, salah satunya adalah perusahaan ternama asal Denmark yang bergerak di bidang transportasi dan logistik, Maersk.
Perusahaan jasa pengirimian barang dan logistik melalui jalur laut itu mengalami serangan cyber dari hacker yang menggunakan versi modifikasi dari Petya yang disebut NotPetya. Akibat serangan ransomware itu, Maersk harus menderita kerugian hingga jutaan dolar, selain itu, infrastruktur cybernya juga harus di ditutup dan matikan sehingga tidak memungkinkan perusahaan beroperasi.
Namun, kabar terbaru menyebut jika perusahaan tersebut telah mengonlinekan kembali seluruh infrastruktur mereka. Dalam sebuah keterangan yang di berikan oleh Jim Hagemann Snabe selaku Maersk Chairman mengatakan jika perusahaan yang di pimpinnya harus melakukan perombakan ulang sistemnya dengan menginstal ulang keseluruhan infrastrukturnya termasuk 45.000 PC, 2.500 aplikasi, dan 4.000 server akibat serangan notpetya tersebut
Layakya serangan ransomware WannaCry, Petya juga menggunakan eksploitasi EternalBlue yang dicuri dan dibocorkan oleh ShadowBrokers dari Badan Keamanan Nasional AS (NSA). Eksploitasi dikembangkan untuk menargetkan perangkat komputer berbasis Windows dan di gunakan untuk memeras korbannya dengan meminta tebusan berupa mata uang digital bitcoin.
Selain Maersk, perusahaan jasa ekspedisi pengiriman global yang berbasis di AS, FedEx mengatakan pada bulan Juli 2017 , bahwa anak perusahaannya TNT Express juga menderita kerugian yang tak sedikit akbiat akibat serangan ransomware Petya tersebut.
[artikel number=3 tag=”security” ]
Oleh karena itu, jika Anda adalah pengguna internet, di sarankan untuk selalu menyimpan cadangan data Anda secara offline sehingga kejadian serupa tak menimpa anda. Selain itu, jaga agar perangkat tetap diperbaharui dan selalu gunakan perangkat lunak anti-virus setiap saat untuk menjaga perangkat anda tetap aman.
(andra/rcd)